Monday, 27 January 2014

HERO (BAPAK)


Salah satu dari banyak denai untuk mengenali diri adalah dengan menemui-semula adiwira yang paling dekat dengan kita. Berapa kalikah kita diselamatkan oleh suara kesedaran dalam diri? Ia tidak hadir dalam bentuk Superman, Spiderman atau Batman atau Avengers, atau Transformers. Malah, ia menyelamatkan kita yang sering tertidur dan lupa ini tanpa diberi sebarang kredit, pengiktirafan dan pujian pun. Suara itu telah ditanam dalam diri saya oleh bapak, yang walaupun terpaksa berdepan dengan pelbagai halangan dan kekurangan diri, tidak pernah gagal untuk memperkayakan saya dengan semangat dan cinta terhadap pengajaran dan pembelajaran, terhadap pendakian kerohanian dan mencapai kebenaran tinggi. Pemacunya adalah kasih tak bersyarat, ikhlas, sabar dan yakin tak berbelah bagi. Saya membawa 'warisan' dia ini ke mana saja saya pergi, walaupun adakalanya lupa (diri). Saya tidak dapat membayar-kembali hutang saya kepada dia. Saya bayar dengan doa. 

One of the paths to know oneself is to discover the hero closest to us. How many times in our life that we have been saved by a voice of conscience? It doesn't come in a form of Superman, Spiderman or Batman or Avengers or Transformers. In fact, it saves us who are often forgetful, without any credit, acknowledgement and praises. Mine was embedded by my father, who despite so many odds and obstacles, and his own inadequacy, has never failed to enriched me with his passion in teaching and learning, in spirituality and in attaining higher truth. The driving energies are unconditional love, sincerity, patience and undivided believe. I carry his 'legacy' wherever I go, even though sometimes I forget. I can never pay back my debt to him. I pay with my prayers.

No comments:

Post a Comment

AYAHKU & NELAYAN

(Selepas "Ayahku dan Angkasawan" oleh Ibrahim Hussein) Kita singgah ke Kampung Baru, Manjung, Perak. Ini pekan nelayan. Dekat deng...