"Pusat
membeli-belah adalah lapangan rekabentuk komunikasi dan semiotik yg
tekun membina 'neural path' kita agar membuat 'pilihan' yang
menguntungkan pemodal. Ia adalah lapangan kajian media dan budaya yang
amat berguna untuk memBANGUNkan kita dari lena mimpi benda. Jika sudah
terbangun, jadilah sang pemimpi yang tahu dia sedang bermimpi dan bijak
menulis skrip mimpinya agar lebih
lestrari dan bersinergi dgn fitrah alam, bukannya sang pemimpi yang lena
dan tidak tahu dia sedang bermimpi. Memperakukan bahawa mimpi (pengalaman fizikal,
termasuk membina identiti menerusi konsumsi/benda/objek/JENAMA)
sebagai realiti mutlak adalah pohon yang tumbuh dari Ego, dan menjadi
benih segala jenis kesengsaraan. Mari kita bangun ramai-ramai, sayang!"
"Anak-anak yg dikasihi, Queensbay Mall di depan kita tu adalah contoh sarang pertembungan budaya tontonan, budaya jenama dan budaya pasaran. Budaya ini menyusul budaya yang diwarisi dari keturunan, keluarga, dari sekolah dan masyarakat sekeliling tempat anak-anak semua dibesarkan. Di sinilah sarang saudagar mimpi menjual mimpi untuk pelanggan mimpi yang lena. Siapa dia pelanggan mimpi lena ni? Kita semua la"
"Minum kopi di sini bukan hanya sekadar untuk menghilang dahaga. Ia lebih dari itu. Dari rekabentuk kerusi dan meja, ke deko dalaman, ke rekabentuk grafik dan komunikasi, pencahayaan, aroma bau, pakaian seragam, cara bertutur, semuanya adalah satu sistem atau struktur bahasa yang dalamnya terkandung nilai-nilai yang ingin dijaja untuk dilanggan dan diberi makna oleh pelanggan atau pemimpi setianya, hingga ia menjadi sebahagian dari budaya dan jati diri yang baru, yang membawa keuntungan ekonomi kepada pemodal dan pelaburnya. Inilah pohon-pohon hasil dari benih globalisasi, juga boleh disebut globalisasau, atau global lu kasi."
"Jadilah pemimpi yang tahu dia sedang bermimpi. Itu adalah langkah pertama untuk kita bangun."
"Anak-anak yg dikasihi, Queensbay Mall di depan kita tu adalah contoh sarang pertembungan budaya tontonan, budaya jenama dan budaya pasaran. Budaya ini menyusul budaya yang diwarisi dari keturunan, keluarga, dari sekolah dan masyarakat sekeliling tempat anak-anak semua dibesarkan. Di sinilah sarang saudagar mimpi menjual mimpi untuk pelanggan mimpi yang lena. Siapa dia pelanggan mimpi lena ni? Kita semua la"
"Minum kopi di sini bukan hanya sekadar untuk menghilang dahaga. Ia lebih dari itu. Dari rekabentuk kerusi dan meja, ke deko dalaman, ke rekabentuk grafik dan komunikasi, pencahayaan, aroma bau, pakaian seragam, cara bertutur, semuanya adalah satu sistem atau struktur bahasa yang dalamnya terkandung nilai-nilai yang ingin dijaja untuk dilanggan dan diberi makna oleh pelanggan atau pemimpi setianya, hingga ia menjadi sebahagian dari budaya dan jati diri yang baru, yang membawa keuntungan ekonomi kepada pemodal dan pelaburnya. Inilah pohon-pohon hasil dari benih globalisasi, juga boleh disebut globalisasau, atau global lu kasi."
"Jadilah pemimpi yang tahu dia sedang bermimpi. Itu adalah langkah pertama untuk kita bangun."
No comments:
Post a Comment