Hasnul J Saidon
"Proclaim"
1995
Best Experimental Video, Malaysia Video Awards, 1995.
Karya-karya seni boleh menjadi penanda untuk perjalanan ke dalam diri. Untuk saya, karya seni video ini adalah salah satu penanda yang paling berbekas. Ia dihasil berdasarkan sebuah karya kolaj dengan tajuk yang sama. Karya kolaj tersebut diilhamkan dari kelahiran anak sulung saya, Adeela, dan surat-surat yang diutus oleh Ayahanda saya semasa saya di USA.
Saya menjadi seorang bapa di USA. Waktu itu merupakan tempoh yang penuh dengan keraguan. Apabila Adeela dilahirkan, saya juga seolah dilahirkan-semula dan dibangunkan. Ia menjadi titik kepulangan-penghijrahan untuk saya, serentak. Saya mendengar suara Adeela 'menyanyi' beriringan dengan korus ramai lagi bayi yang lain di Troy Samaritan Hospital, New York, USA. Semasa saya menyerap korus tersebut, 'aku' pada Hasnul J Saidon hilang diserap ke dalam kitaran keseluruhan yang lebih hebat - KEHIDUPAN.
Korus tersebut adalah suara asal kita, suara kemanusiaan yang sudah ada sekian lama. Korus tersebut hadir bersama dengan surat-surat ayahanda. Surat-surat tersebut meninggalkan kesan yang sangat dalam, menjadi seakan peringatan yang berterusan terhadap peri pentingnya saya mengingat kedudukan saya dalam keseluruhan yang lebih hebat, sebagai suatu titik halus dalam satu corak kompleks dan saling-berkait yang kita sebut sebagai KEHIDUPAN.
Artworks can be signposts for a journey within. For me, this video art piece is one of the most profound ones. It was created based on a collage work with the same title. The collage work was inspired by the birth of my first daughter, Adeela, and a series of letters sent to me by my Ayahanda (father) during my stay in the USA.
I became a father in the USA. It was a time when i had so much self-doubt too. When Adeela was born, I was 're-born' and re-awakened so-to-speak. It became my point of return and departure simultaneously. I heard her voice singing in a chorus of many other babies in the Troy Samaritan Hospital, New York, USA. As I immersed in this chorus, the 'I' in Hasnul J Saidon dissolved in the cycle of the larger whole - LIFE.
The chorus is our primordial voice, the voice of humanity that has been there all along. The chorus came together with letters from my father. His letters have left a profound impact, like a lingering reminder to remember my place within the larger whole, as a tiny dot in a complex interdependent patterns of what we referred to as LIFE.
Karya-karya seni boleh menjadi penanda untuk perjalanan ke dalam diri. Untuk saya, karya seni video ini adalah salah satu penanda yang paling berbekas. Ia dihasil berdasarkan sebuah karya kolaj dengan tajuk yang sama. Karya kolaj tersebut diilhamkan dari kelahiran anak sulung saya, Adeela, dan surat-surat yang diutus oleh Ayahanda saya semasa saya di USA.
Saya menjadi seorang bapa di USA. Waktu itu merupakan tempoh yang penuh dengan keraguan. Apabila Adeela dilahirkan, saya juga seolah dilahirkan-semula dan dibangunkan. Ia menjadi titik kepulangan-penghijrahan untuk saya, serentak. Saya mendengar suara Adeela 'menyanyi' beriringan dengan korus ramai lagi bayi yang lain di Troy Samaritan Hospital, New York, USA. Semasa saya menyerap korus tersebut, 'aku' pada Hasnul J Saidon hilang diserap ke dalam kitaran keseluruhan yang lebih hebat - KEHIDUPAN.
Korus tersebut adalah suara asal kita, suara kemanusiaan yang sudah ada sekian lama. Korus tersebut hadir bersama dengan surat-surat ayahanda. Surat-surat tersebut meninggalkan kesan yang sangat dalam, menjadi seakan peringatan yang berterusan terhadap peri pentingnya saya mengingat kedudukan saya dalam keseluruhan yang lebih hebat, sebagai suatu titik halus dalam satu corak kompleks dan saling-berkait yang kita sebut sebagai KEHIDUPAN.
Bersama Ainina di depan "Proclaim", kini dalam koleksi Balai Seni Visual Negara |
Kakak Sulung, Puteh Saadiah bersama dengan anak saudara saya, Azlea Zaharina dan anak-anaknya (cucu-cucu saya!) |
Artworks can be signposts for a journey within. For me, this video art piece is one of the most profound ones. It was created based on a collage work with the same title. The collage work was inspired by the birth of my first daughter, Adeela, and a series of letters sent to me by my Ayahanda (father) during my stay in the USA.
I became a father in the USA. It was a time when i had so much self-doubt too. When Adeela was born, I was 're-born' and re-awakened so-to-speak. It became my point of return and departure simultaneously. I heard her voice singing in a chorus of many other babies in the Troy Samaritan Hospital, New York, USA. As I immersed in this chorus, the 'I' in Hasnul J Saidon dissolved in the cycle of the larger whole - LIFE.
The chorus is our primordial voice, the voice of humanity that has been there all along. The chorus came together with letters from my father. His letters have left a profound impact, like a lingering reminder to remember my place within the larger whole, as a tiny dot in a complex interdependent patterns of what we referred to as LIFE.
No comments:
Post a Comment